Welcome
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Etiam pharetra, tellus sit amet congue vulputate, nisi erat iaculis nibh, vitae feugiat sapien ante eget mauris.
Follow us
Latest projects
Ask a question
Link Blog
Senarai Blog Saya
Senarai Blog
Sample text
Labels
- Desaria
- Famili
- Iklan
- Ilahut
- Internship
- Koleksi Terbaik
- Lagu
- Pendidikan
- Penulisan Saya
- Pesan-pesanan
- Ramadan
- Remaja
- Renungan
- Tazkirah
- Tazkirah Ramadhan
- agama
- berita pilihan
- bimbingan dan kaunseling
- buletin
- ceramah
- ceramahku
- dadah
- fakta
- kaunseling
- kematian
- lawatan
- motivasi
- musibah
- perjalananku
- perjalananku di Aceh
- sahabat
- skb
- spada
- sufi
- taman desaria nilai
- tips
- umum
Alamak
Sami Yusuf
Makam-Makam Nabi






Blogger news






Diri Admin
Noorhisham Hamzah
Emel afraima@yahoo.com
FB facebook.com/skbangi
Blogger templates
Anda yang Datang
Link
-
2011
(267)
- November (4)
- Oktober (23)
-
September
(19)
- Kanak-kanak Makan Ais Krim Percuma
- Sehari 2 Kali Merdeka
- Syarikat Insuran AIA, Jangan Asal Main Potong Duit...
- Pengorbanan Seorang Ibu
- Wajah Sudut PPDa
- Menunggu Detik Kelahiran Anak Ketiga
- Kini Hanya Guna CIMB,Tak Usah Lagi Berhutang denga...
- Pesan untuk anak-anak ayah
- Tahniah untuk pelajar SPADA angkatan 2011
- Inner Shadow Effect |
- Hebatnya Rindu..
- Master Dadah : 300 Memohon, hanya 30 yang diterima
- Al-Fatihah Untuk Arwah Zuperi Ahmat Sitor
- Jangan kau hiris pujianmu dengan belati lidahmu
- Intro Sebuah Penulisan Saya
- Panduan Mengisi Borang Online ke asrama penuh
- Solat Eid di Surau Desaria Nilai 5
- TAMAN DESARIA NILAI 71800 NEGERI SEMBILAN - SEMAKI...
- Saya hilang rentak tari
- Ogos (32)
- Julai (42)
- Jun (19)
- Mei (25)
- April (20)
- Mac (25)
- Februari (26)
- Januari (32)
- 2010 (349)
- 2009 (633)
- 2008 (231)
Halaman
Dikuasakan oleh Blogger.
Ads 468x60px
About Me
Teman
Archives
-
▼
2011
(267)
-
▼
September
(19)
- Kanak-kanak Makan Ais Krim Percuma
- Sehari 2 Kali Merdeka
- Syarikat Insuran AIA, Jangan Asal Main Potong Duit...
- Pengorbanan Seorang Ibu
- Wajah Sudut PPDa
- Menunggu Detik Kelahiran Anak Ketiga
- Kini Hanya Guna CIMB,Tak Usah Lagi Berhutang denga...
- Pesan untuk anak-anak ayah
- Tahniah untuk pelajar SPADA angkatan 2011
- Inner Shadow Effect |
- Hebatnya Rindu..
- Master Dadah : 300 Memohon, hanya 30 yang diterima
- Al-Fatihah Untuk Arwah Zuperi Ahmat Sitor
- Jangan kau hiris pujianmu dengan belati lidahmu
- Intro Sebuah Penulisan Saya
- Panduan Mengisi Borang Online ke asrama penuh
- Solat Eid di Surau Desaria Nilai 5
- TAMAN DESARIA NILAI 71800 NEGERI SEMBILAN - SEMAKI...
- Saya hilang rentak tari
-
▼
September
(19)
Cari Blog Ini
fb komen
Featured Posts
Rabu, 7 September 2011
Jangan kau hiris pujianmu dengan belati lidahmu
Jangan kau hiris pujianmu dengan belati lidahmu
Alangkah indahnya jika taman hidup kita dipenuhi bunga-bungaan, disana anggerik, disini mawar, di sana melati disini kekwa. Ya..hidup dalam dunia yang damai dan indah.
Sebagai manusia, apabila kita menerima pujian dari sesama manusia, hati kita (secara normalnya) akan menerimanya dengan senyum dan lapang dada.
Bahkan jiwa kita turut tersenyum berhari-hari, bahkan mungkin boleh membawa bertahun-tahun lamanya wangian pujian itu. Wah...hebatkan. Dia bagaikan satu power, energi yang menembak peluru semangat kepada mangsanya.
Anda pernah jumpa dengan seseorang yang menyebut kisah silamnya, kisah dia di puji oleh seseorang yang telah meninggal dunia? Saya pernah ketemu. Walaupun sudah puluhan tahun, namun ingatan dia pada yang memujinya masih disebut-sebutnya. Dan dia memang amat merasa bangga.
Bahkan jiwa kita turut tersenyum berhari-hari, bahkan mungkin boleh membawa bertahun-tahun lamanya wangian pujian itu. Wah...hebatkan. Dia bagaikan satu power, energi yang menembak peluru semangat kepada mangsanya.
Anda pernah jumpa dengan seseorang yang menyebut kisah silamnya, kisah dia di puji oleh seseorang yang telah meninggal dunia? Saya pernah ketemu. Walaupun sudah puluhan tahun, namun ingatan dia pada yang memujinya masih disebut-sebutnya. Dan dia memang amat merasa bangga.
Sebaliknya jika kita diherdik, hina dan dicaci, tusukan pedang itu bagaikan menghiris jantung kita, ingatan padanya tak mudah pudar. Boleh menjadi satu penyakit, yang boleh merebak ke seluruh urat saraf kerja kita. Boleh menyelinap ke rongga keluarga, kemudian menjalar ke rongga pekerjaan kita.
Kerana itu, pujian itu sangat mahal harganya, dan bukan mudah untuk mendapatkannya. Sungguhpun kebaikan yang kita lakukan, belum tentu orang akan memuji, sebaliknya jika sekali kesilapan kita lakukan (pada pandangan orang, biarpun belum tentu ada silapnya) kita dilangsung ditegur. Hari ini cukup hanya dengan sms, facebook atau emel, tak perlu tunggu surat teguran.
Sekali kita dapat pujian, itulah yang membuat kita terus bahagia berkarya, kerana itu di sekolah, guru yang dilihat rajin, patut diberi pujian, apakah melalui kata-kata yang manis, atau sijil tertentu. Begitu juga dengan pekerja-pekerja anda,kendati pun dia hanya si tukang pemungut sampah atau cleaner dipejabatmu.
Belum tentu anakmu atau anaknya, yang akan berjaya dalam hidup sesudah dewasa nanti.
Sekali lagi, jangan sampai kita hiris pujian tadi dengan bahasa atau tindakan yang boleh mengguris hati si penerima. Kerana gurisan itu, akan melekat dan memadamkan segala pujian kita selama ini. Bertindak menegur tanpa siasat, adalah satu kerja yang membakar wangian pujian. Asapnya itu, tak mudah lekang dek masa nan panjang. Jangan mudah memberi kritik, kerana tiada manusia yang sempurna.
Pantaslah, Allah Taala sendiri, mengajar kita agar memuji diriNya. Bukankah didalam solat, ayat yang pertama kita baca setelah Bismillah didalam Fatihah adalah “Alhamdulillahi rabbil a’lamin” segala puji-pujian hanya layak di persembahkan buat Mu wahai Tuhan pentadbir sekalian alam.
Wahai ibu, wahai bapa, wahai majikan, ringankan lidahmu untuk memuji seseorang yang engkau dapati dia patut dipuji. Kerana dia berhak menerimanya, kalau bukan kita yang memujinya, lantas siapa lagi?
Dan berusahalah untuk mempertahankan pujian itu, jangan sampai tergores. Kerana goresan itu boleh membuatkan renggangnya hubungan yang manis selama ini. Ayuh… mari kita belajar memuji. Tapi jangan sampai terlebih pujian, sebab itu akan menghancurkan seseorang. Pujilah ala kadarnya. Dia telah melakukan yang terbaik menurut kudrat dan ilmu pengetahuannya, berilah dia satu hadiah.
Apakah memuji itu boleh menurunkan darjat kita? Oh tidak sesekali. Apalagi jika pujian itu tiada gunanya lagi setelah dia pergi buat selamanya.
Sungguh memuji tidak susah, tidak perlu sampai meremutkan jiwa kita, namun yang sangat berat itu kita lakukan adalah, mempertahan pujian itu, supaya terus mekar dihati penerima.
Ketika seorang mantan penagih dadah tegar berdiri dihadapan saya untuk bercerita kisah silamnya selama hampir 20 tahun terlibat dengan dunia penagihan, saya mengamati kata-katanya, mencari mutiara dan rahsia apakah membuatkan beliau terjerumus di lembah hina-dina itu. Jawapannya adalah dek kerana gersangnya bumi rohani nya dari siraman puji-pujian. Tidak pernah bapanya memuji nya, padahal dia membawa pulang medal yang sangat berharga, yakni sebuah kejayaan dalam bidang sukan disekolahnya.
Tiada sepatah pun kata-kata manis puji-pujian yang singgah di telinganya. Inilah membuat dirinya merasa sesuatu, suatu kekosongan dalam batinnya.
Tidak mengapa jika kita sering memuji, tetapi tidak pernah dibalas pujian, Pujilah Allah, kerana telah menjadikan kita sabar dengan keadaan hidup ini. Anggaplah… tidak lama lagi, aku akan pergi dari sini, dan inilah…. (pujian ku untukmu) sebagai catatan sebelum ku pergi.
Disebaliknya cerita kita perlu memuji, kita pula jangan harap dipuji, kerana mengharap pujian membuat kita jadi penat.Menunggu sesuatu yang entah bila kan datang. Buatlah sesuatu kerana mengharap balasan dariNya sahaja. Itu paling minima. Kalau boleh, kita lakukan sesuatu kerana memang itu tanggungjawab kita, terserah kalian mahu apa. Puji atau tidak, saya tak ambil kisah. Nah... kalau ini boleh kita gapai. Jiwa kita kan lapang.
Disebaliknya cerita kita perlu memuji, kita pula jangan harap dipuji, kerana mengharap pujian membuat kita jadi penat.Menunggu sesuatu yang entah bila kan datang. Buatlah sesuatu kerana mengharap balasan dariNya sahaja. Itu paling minima. Kalau boleh, kita lakukan sesuatu kerana memang itu tanggungjawab kita, terserah kalian mahu apa. Puji atau tidak, saya tak ambil kisah. Nah... kalau ini boleh kita gapai. Jiwa kita kan lapang.
Label:Penulisan Saya
Langgan:
Catat Ulasan
(Atom)